Senin, 10 Maret 2008

Only In Indonesia

foto atas:
Ini dia tempat kita nge-rumpi yang baru SETARBAK KOPI


Foto diatas bukanya pameran seni kontemporer atau bazar baju dengan background kereta api. Tapi beneran pasar baju ditepi rel kereta api. So belanja sambil fear factor gitoo lo.



Angkutan antar jemput anak sekolah tahun depan. BBM mahal, operasional mobil antar jemput di stop. Gantinya motor antar jemput sekolah.





Banjir enggak masalah. Keramas kudu mesti... biar tidak ada ketombe.







Ini baru iklan layanan masyarakat no 1 dari Pemda Cianjur, Jawa Barat.




Jauhi Narkoba. Hide Drug (sembunyikan narkoba)




Ghuahaha... mencegah tertangkapnya pemakai narkoba













Kamis, 28 Februari 2008

Kenangan Denny Sakrie Bersama Gito Rollie

MENELUSURI TAPAK MUSIK GITO ROLLIES
oleh Denny Sakrie (Republika 17 September 2007)

Perjalanan musik dan hidup Gito Rollies memang penuh warna. Berawal dari pentas pertunjukan musik rock yang hedonistik hingga ke dunia religius di jelang usia ke-60 pada 1 November nanti. Lelaki berparas keras dengan nama lengkap Bangun Soegito Toekiman ini dilahirkan di Biak, Irian Barat.

Meskipun sekarang Gito lebih menekuni kehidupan Islami sebagai seorang dai, namun, Gito yang pertamakali bergabung di kelompok Bandung The Rollies di akhir dasawarsa 60-an itu, masih belum meninggalkan dunia musik. Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB), meski tak selesai ini, bahkan baru saja merilis album solo terbarunya bertajuk Kembali Pada-Nya di bawah label Sony BMG Indonesia.

Menariknya, di album yang beratmosfer religius ini, Gito menyanyikan ulang dua hit The Rollies yaitu Cinta yang Tulus (Kau yang Kusayangi), karya Ignatius Hadianto dan Hari Hari, karya Oetje F Tekol. Lirik kedua lagu ini memang sengaja diubah.

Lagu Cinta yang Tulus, yang dulu dinyanyikan almarhum Delly Rollies, bertutur tentang perasaan cinta seorang pria terhadap wanita pujaan, kini beralih makna menjadi cinta seorang makhluk Illahi terhadap Allah SWT. Lagu Hari Hari, yang dahulu liriknya mencerminkan sikap hedonistik materialistik berubah menjadi bagaimana seorang ummat memaknai perbuatannya sehari-hari untuk dipertanggung jawabkan kelak di akhirat.

Napas rock memang masih terasa di album terbaru Gito ini, meski tidak dalam bentuk yang ekstrim. Di sini ia berkolaborasi mulai dari Yockie Soerjoprajogo mantan personel God Bless hingga kelompok Gigi.

Asam garamGito memang telah banyak melahap asam garam dunia pentas pertunjukan dan rekaman. Sosoknya mulai dikenal khalayak ketika bergabung dengan The Rollies di tahun 1968. Dengan rambut bergaya afro-look, Gito memang terlihat bagaikan James Brown, superstar berkulit hitam yang kesohor dengan musik soul dan funk.

Gito pada akhirnya memilih mengikuti gaya dan teknik bernyanyi James Brown. Suaranya yang serak lalu menyanyikan lagu-lagu James Brown, seperti It's A Man's Man's Man's World, I Feel Good, dan Cold Sweat pada album perdana The Rollies yang direkam Phillips Productions Singapore.

Selain terampil bernyanyi, Gito pun memiliki aksi pentas yang memikat. Apalagi, ia ternyata menguasai permainan instrumen trompet, hingga biola. Tak pelak, namanya pun dielu-elukan penggemar fanatiknya. Sayangnya, tindak-tanduk Gito saat itu cenderung dalam konotasi buruk. Bersama rekan segrupnya, Deddy Stanzah, Gito mulai berkubang dengan minuman keras dan narkoba. Bahkan, baik Deddy Stanzah maupun Gito sempat didepak dari The Rollies, karena ketergantungan narkoba.

Saat itu, di sekitar tahun 1973, Gito Rollies sempat menjadi vokalis kelompok Cockpit di Jakarta. Tak lama berselang, karena berjanji akan berdisiplin dalam bermain musik, Gito pun kembali bergabung dengan The Rollies. Di sela-sela waktu luang, terkadang Gito ikut mendukung konser Superkid, kelompok trio yang dibentuk sahabat dekatnya, Deddy Stanzah bersama Deddy Dorres, dan Jelly Tobing. Di tahun 1976, ia malah resmi berduet dengan Deddy Stanzah dalam album berbahasa Inggris dengan tajuk Higher and Higher yang keseluruhan lagunya ditulis oleh Denny Sabri, wartawan majalah Aktuil.

Salah satu yang menarik di album ini terdapat lagu yang diciptakan khusus oleh Denny Sabri setelah terinspirasi mengamati gerakan gerakan tubuh Gito bila sedang manggung, berjudul Do The Gito Dance. Lagu ini pun dikemas dalam aransemen musik soul dan funk, seperti penyanyi yang ditiru Gito: James Brown.

Penyanyi soloPada paruh dasawarsa 80-an, Gito Rollies mulai menjajaki karier musik sebagai penyanyi solo dengan merilis album Tuan Musik. Di album ini Gito didukung oleh sahabat-sahabatnya dari The Rollies, seperti Oetje F Tekol dan Jimmie Manoppo.

Ternyata, karier solo Gito Rollies bisa dianggap berhasil. Dan, pihak Sokha Records tetap merilis album-album solonya, termasuk berduet dengan Farid Hardja maupun dengan Deddy Stanzah. Harpa Record dan Atlantic Record bahkan menggandeng Gito berduet dengan vokalis God Bless, Achmad Albar lewat lagu-lagu, seperti Kartika dan Donna Donna yang menjadi hit di dasawarsa 90-an.

Pada album Goyah dan Nona, penampilan Gito Rollies didukung sederet pemusik dan komposer mumpuni, seperti Ian Antono, Dodo Zakaria, Billy J Budihardjo, Jimmie Manoppo, dan banyak lagi.

Layar lebarSelain menuai sukses cemerlang di ranah musik, Gito pun ternyata memiliki bakat dalam seni peran. Di tahun 1978, ia tampil dalam film layar lebar bertajuk Perempuan tanpa Dosa bersama aktris laris saat itu, Yenny Rachman. Karakter yang dimainkan Gito cenderung pada sosok antagonis. Misalnya di film ini, ia berperan sebagai Freddie, seorang penjahat yang berobsesi hingga memasuki dunia rekaman.

Tapi dalam film Kereta Api Terakhir, Gito malah berperan sebagai prajurit Tigor.
Di dasawarsa 2000, sosok Gito masih berkibar di layar lebar. Misalnya, ia berperan sebagai penjual buku bekas yang bijaksana dalam film Ada Apa dengan Cinta yang disutradarai Rudy Sujarwo. Atau berlaku sebagai Pak Ucok, yang bekerja sebagai pemutar film di bioskop sinepleks dalam film Janji Joni yang dibesut Joko Anwar. Di film ini pula, Gito berhasil meraih Citra sebagai Pemeran Pembantu Terbaik pada Festival Film Indonesia 2005.

Gito Rollies tetap berkutat di dunia seni, walau dalam dimensi yang berbeda. Lelaki ini masih tetap berada di kerumunan khalayak. Jika dari era 70-an hingga 90-an Gito Rollies dikerubuti penonton dan penggemarnya, kini Gito dikelilingi oleh para jamaahnya.

DISKOGRAFI

Bersama The Rollies

1.The Rollies - The Rollies (Phillips,1968)
2.Halo Bandung - The Rollies (Philips,1969)
3.Let's Start Again - The Rollies (Remaco,1971)
4.Bad News - The Rollies (Remaco,1972)
5.Sign of Love - The Rollies (Purnama Record,1973)
6.Live in TIM - The Rollies (Hidajat & Co 1976)
7.Tiada Kusangka - The Rollies (Hidajat & Co,1976)
8.Keadilan - New Rollies (Musica Studios,1977)
9.Dansa Yok Dansa - New Rollies (Musica Studios,1977)
10.Bimbi (Vol 3) - New Rollies (Musica Studios,1978)
11.Kemarau - New Rollies (Musica Studios,1978)
12.Kerinduan - New Rollies (Musica Studios,1979)
13.Pertanda - New Rollies (Musica Studios,1979)
14.Rollies '83 (Mabuk Cinta) - Rollies (Sokha,1983)
15.Rollies (Astuti) - Rollies (Sokha,1984)
16.Rollies'86 (Problema) - Rollies (Sokha,1986)
17.Iya Kan? - Rollies (Sokha,1990)
18.New Rollies '97 - New Rollies (Musica Studio,1997)

ALBUM SOLO

1.Tuan Musik (Sokha Records 1986)
2.Permata Hitam/Sesuap Nasi (Sokha Records 1987)
3.Aku Tetap Aku (Sokha Records 1987)
4.Air Api (Sokha Records 1987)
5.Tragedi Buah Apel (Sokha Records 1987)
6.Goyah (Sokha Records 1987)
7.Nona/Esmiran (Sokha Records 1989)
8.Hari Dansa (Bursa Musik 1990)
9.Kembali Pada-Nya (Sony BMG Indonesia 2007)

ALBUM DUET

1.Higher and Higher - Bersama Deddy Stanzah (SM Recording 1976)
2.Koq (Lepas Sensor) - Bersama Deddy Stanzah (Sokha/DS Records 1988)
3.Sop Dihidangkan - Bersama Farid Hardja (Sokha Records 1988)
4.Donna Donna - Bersama Achmad Albar (Bursa Musik,1990)
5.Kartika - Bersama Achmad Albar (Harpa/AR 1990)

ALBUM TRIO
1.Jangan Cemberut - AGE (Achmad Albar,Gito Rollies,Eet Syahrani) (AR 1991)

ALBUM SOUNDTRACK

1.Valentine (Blackboard 1990)

BINTANG TAMU/KOMPILASI

1.Festival Lagu Populer Indonesia 1980 (Pramaqua 1980)
2.Festival Lagu Populer Indonesia 1986 (Billboard 1986)
3.Heavy Slow Rock (Atlantic Records/Sokha 1988)
4.Bintang Rock Indonesia (Atlantic Record 1989)
5.Kharisma Indonesia 2 (Atlantic Record 1989)
6.Tembang Peduli (Ceepee Records 1998)
7.Pop Muslim (Blackboard 2000)
8.Kita untuk Mereka (Sony BMG Indonesia 2005)
9.Istighfar - Opick (Forte 2005)

FILMOGRAFI

1.Buah Bibir (PT Sarinande Films 1973),Cameo
2.Perempuan tanpa Dosa (PT Isae Film 1978) Aktor
3.Di Ujung Malam (PT Garuda Film 1979) Aktor
4.Sepasang Merpati (PT Gramedia Film 1979) Aktor
5.Permainan Bulan Desember (PT Matari Film 1980) Aktor
6.Kereta Api Terakhir (PPFN 1981) Aktor
7.Halimun (Remaja Ellynda Film 1982) Aktor
8.Puteri Duyung (PT Budianta Film 1985) Aktor
9.Ada Apa dengan Cinta (Miles Production 2001) Aktor
10.Gerbang 13 (Revol Film 2004) Aktor
11.Janji Joni (Kalyana Shira Films,2005) Aktor
(Denny Sakrie )

Ketika Konglomerat Kawinan

Edisi. 01/XXXVII/25 Februari - 02 Maret 2008 Ekonomi dan Bisnis
Ketika Prajogo Mantu

Tiga menteri dan ratusan pengusaha kakap hadir di Singapura. Total aset mereka satu triliun dolar, ujar seorang konglomerat. Ada berlian 100 karat seharga 35 juta dolar. LAGU Popsicle Toes dari penyanyi smooth jazz Michael Franks mengalun lamat-lamat. Suara lembut itu akhirnya terbenam dalam riuhnya percakapan sekitar 600 hadirin yang mengisi penuh semua kursi dalam formasi meja bundar di Ballroom Hotel The Ritz-Carlton Millennia, Singapura. Sabtu malam dua pekan lalu itu, mereka datang di pesta perkawinan putri taipan Prajogo Pangestu, Nancy, yang dipersunting pria Prancis, Nicolas Tabardel.


Sebuah big-band tiba-tiba menghentakkan musik pembuka acara. Sorot lampu benderang di panggung lalu terfokus pada para musikusnya—sejumlah pria bule. Hadirin terkesiap, lalu memberi aplaus ketika master of ceremony membuka perhelatan megah dengan sejumlah kristal raksasa yang menggantung di atap ruang pesta itu. Di tengah setiap meja terpajang tonggak warna emas dan perak berhiaskan lilin dan kembang sedap malam.Salad lobster, sup porcini, daging wagyu kelas satu, yang diselipi jamur dan tomat, disajikan berurutan dalam cara hidang rijstafel.


Pesta bernuansa Barat dalam suasana Imlek itu—banyak perempuan yang mengenakan busana cheongsam—diselingi toast para tamu. "Untuk kebahagiaan mempelai berdua, mari kita bersulang... ," teriak sang pembawa acara. Lalu, triiing... gelas-gelas berisi anggur kelas wahid Dom Perignon saling beradu. Hadirin bertepuk-tangan.Glamor di seberang Teluk Singapura ini hanya bisa tertandingi oleh kenduri perkawinan berlian Liem Sioe Liong atau Sudono Salim. Pria kelahiran Fukien, Cina, hampir 92 tahun silam ini adalah pendiri kerajaan bisnis Grup Salim, yang pernah berpuluh tahun bertengger di puncak tangga orang terkaya di Indonesia.


Om Liem merayakan pesta usia perkawinannya yang ke-60 itu di Shangri-La Island Ballroom, Hotel Shangri-La, di kawasan mentereng Orchard Road, Singapura, April 2004. Saat itu hadirin betul-betul mendapat perlakuan istimewa. Mereka—umumnya saudagar besar dan bekas pejabat era Orde Baru—dijemput khusus dengan pesawat Singapore Airlines. Tampak mantan Menteri Penerangan Harmoko, eks Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, bekas Menteri Transmigrasi Siswono Yudhohusodo, dan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung. Ratusan pebisnis yang namanya berkibar belakangan setelah Soeharto lengser ikutan hadir, semisal Harry Tanoesoedibjo dari Bhakti Investama dan Chaerul Tanjung, bos Bank Mega dan Trans TV (Tempo, 25 April 2004). lll


Prajogo Pangestu, 64 tahun, menyambut tetamunya dengan berpidato memakai teks dalam bahasa Indonesia aksen Mandarin. Bos Barito Pacific yang dalam dua tahun terakhir namanya masuk daftar majalah Forbes Asia, sebagai 20 besar orang terkaya di Indonesia ini menyinggung sebuah kisah lama, saat si kecil Nancy dilepas belajar ke Singapura meski belum genap berusia empat tahun. Mata Nancy berkaca-kaca. Nicolas lalu didaulat menyanyikan My Way, yang biasa dilantunkan oleh Frank Sinatra. Daya pikat pesta tak sebatas lagu-lagu nostalgia, kristal, semerbak bunga dan kaviar hitam dari Laut Kaspia, tapi juga pada seonggok benda gemerlap yang menggelayut di dada istri Prajogo, Herlina Tjandinegara.


Tengoklah liontin putih yang terus-menerus berkilau "mengganggu" pandangan mata itu. Ups! ternyata berlian super-langka seberat 100 karat, sebesar jempol kaki orang dewasa, salah satu yang terbesar di dunia yang, konon, dibeli pada 1990 di Amerika. "Ini memang investasi saya," kata Prajogo. Harganya? Sang taipan hanya tersenyum. Tapi ada yang menaksir "cuma" US$ 35 juta atau sekitar Rp 300 miliar. Tak berlebihan kalau ada yang berbisik bahwa inilah pesta taipan terbesar di awal Tahun Tikus. Tengoklah pula tamu-tamu yang hadir di sana. Di meja sentral, yang berseberangan dengan tempat sahibul hajat, duduk Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal "Ical" Bakrie, Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu dan Menteri Kehutanan M.S. Ka'ban.


Bersama bekas Menteri BUMN Tanri Abeng, mereka mengapit Madame Ho Ching, CEO Temasek Holdings, yang juga istri PM Singapura Lee Hsien Loong. Sang Madame yang tahun lalu dijuluki majalah Time sebagai satu dari 100 orang berpengaruh di dunia, rupanya betah duduk hampir lima jam hingga acara usai. "Pestanya luar biasa dan menyenangkan bisa bertemu banyak orang," kata Ho Ching. Semula ia bakal disandingkan dengan mantan Presiden Megawati dan Taufik Kiemas, namun mendadak Taufik kurang sehat sehingga batal hadir. Ia mengirim putrinya, Puan Maharani. Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla "mengutus" kerabatnya, Aksa Mahmud, bos Bosowa Grup. Solihin Kalla, putra JK, ikut pula meramaikan pesta.


Ratusan pengusaha terkemuka juga hadir. Dua konglomerat yang moncreng dan menjadi andalan di masa Orde Baru, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad, tampak hadir hingga acara usai. Keduanya bersama Liem Sioe Liong dan Djuhar Sutanto dijuluki The Gang of Four. Sayang, Om Liem batal hadir. "Karena flu berat," kata seorang panitia. Bos besar yang berpuluh tahun menjadi orang terkaya di Tanah Air itu diwakili putranya, Anthony Salim, CEO Salim Grup. Di kursi para taipan kawakan ini bergabung pula William Soeryadjaya, yang mulai uzur dan menggunakan kursi roda.Nama-nama beken yang akrab menghiasi majalah Fortune dan Forbes juga tampak. Ada keluarga grup Sinar Mas, Djarum (Budi Hartono), Sampoerna, Raja Garuda Mas (Sukanto Tanoto), Wings (Eddy William Katuari), Berca (Murdaya Po dan Hartati Murdaya), Mukmin Ali Gunawan, bos Panin Bank, Sugianto Kusuma atau Aguan, bos Artha Graha Grup, bahkan chairman Charoen Pokphand, Summet Jiaravanon.


Dari bos media tampak Chaerul Tanjung (Trans TV), Surya Paloh (Metro TV), Peter F. Gontha (Q TV). "Saya datang karena Prajogo memang hopeng (kawan) sejak lama," kata Peter.Seorang taipan lalu berbisik, kalau ditotal, ini adalah pesta saudagar besar yang mempunyai aset senilai satu triliun dolar—kalau dikurskan ke rupiah menjadi lebih dari Rp 9.000 triliun! Nilai ini hampir setara dengan 12 kali APBN kita atau sekitar 3.000 kali pendapatan asli daerah terkaya di Indonesia, Kabupaten Kutai Kertanegara. Tanri Abeng, bekas CEO Bakrie Brothers, ikut mengangguk. Maka itulah, "Wah, kalau terjadi sesuatu di sini, kita bisa repot hehe," kata Tanri.Coba saja dikalkulasi. Temasek, perusahaan investasi milik Negeri Singa itu, beraset sedikitnya US$ 100 miliar (namun ada versi lain yang menghitung kekayaan sebenarnya lima kali lipatnya). Merekalah sang empunya Singapore Airlines, dan memutar US$ 11 miliar uangnya di Jakarta, di antaranya untuk memborong saham Bank Danamon dan Bank Internasional Indonesia. Ho Ching, 54 tahun, tampak terus-menerus ditempel dan berbisik-bisik dengan Tanri, Anthony, dan Sofjan Wanandi, bos Grup Gemala.Lalu Ical jangan dilupakan.


Ia datang khusus dengan pesawat jet pribadi. Anggap saja Pak Menko, juragan Kelompok Bakrie, bekas saudagar besar pribumi yang tahun lalu namanya bercokol sebagai orang terkaya nomor wahid di republik ini. Belum lagi Anthony, Sukanto Tanoto (dua tahun lalu dinobatkan majalah Forbes Asia sebagai taipan terkaya Indonesia), Budi Hartono, dan beratus nama besar lainnya yang tak bisa disebutkan di sini.Para taipan itu seperti hendak "membenamkan" Singapura. Tengok saja lobi Hotel Ritz-Carlton, Grand Hyatt, Mandarin, juga Shangri-La, ramai dengan tegur sapa para taipan dari Jakarta.


Prajogo, selain menyiapkan tiket Singapore Airlines kelas bisnis, juga menyediakan 350-an kamar hotel berbintang untuk undangan tertentu. Mereka pulalah yang khusus diundang untuk pesta koktail, petang sebelum resepsi dan pemberkatan, dengan sajian kaviar hitam kelas wahid, sambil menenggak sampanye dan vodka diiringi lantunan Michael Franks, you're so brave to expose... all those... popsicle toes....Wahyu Muryadi (Singapura)

Rabu, 27 Februari 2008

Kalau dipikir2, siinetron2 abg zaman sekarang udah mirip kayak BeverlyHills90210 / MelrosePlace versi local yach ?

Dapat dari milis sebelah nich beberapa “kiat” agar sinetron produksi tv swasta berating tinggi, sebodo amat dengan logika dan konsep tayangan mendidik, pokoknya iklannya kuenceng, he he he...
Fwd…..


Ciri khas sinetron Indonesia kini :

1.
Ada adegan menampar pacar yang dikira selingkuh / istri yang selingkuh padahal cuma ketemu teman lama. Terus menyewa orang untuk menyelidiki.

2.
Ada menangisnya (kayaknya hampir semua film deh ada) Tapi disinetron indonesia hal ini paling mendominasi di setiap episode.( biar masuk nominasi pemeran nangis terbaik versi FFI). Banyak sekali yang mengajarkan balas dendam ( kayak film India saja)

3.
Serinya dibikin panjang-panjang takut kehabisan bahan. Dengan alasan ratingnya naik.(Padahal ngebosenin.)

4.
Biasanya ceritanya rebutan warisan. Atau warisannya jatuh pada anak/cucu yang sudah lama hilang. Atau rebutan kekuasaan atau rebutan anak. Kalo adegannya masih sekolah hampir dipastikan ceritanya tentang rebutan pacar dan biasanya yang rebutan yang Cewek dan tokoh yang disenangi si cowok anaknya miskin atau pas2an dan baru masuk atau pindahan dari sekolah lain( tapi anehnya bisa masuk sekolah Elite) terus ada yang sudah merasa memiliki si cowok yaitu cewek yang kaya dan punya geng(biasanya anak kepala yayasan)

5.
Orang kaya selalu menjadi tokoh yang jahat (apa udah nggak ada orang baik yang kaya?) Kalo pinjam utang selalu pada orang yang sama sampai akhirnya rumahnya disita( gampang banget nyita rumah)

6.
Tokoh yang baik biasanya melarat, lugu, dan bodoh. Gampang dibohongin. Dan paling sering tokoh baik hampir tidak pernah minta tolong pengacara dan menang. Minta tolong polisi juga selalu gagal. Tapi giliran tokoh jahat minta bantuan polisi atau pengacara hampir dipastikan menang. Dan yang paling sering yaitu pengacara dengan gampangnya disuruh mengganti isi warisan dengan diberi imbalan uang banyak( ini yang merusak citra pengacara. Tapi memang banyak sih he.he.he) Terus hartanya dikuasai dan seisi rumah diusir( adegan ini sudah katro banget)

7.
Tokoh yang baik biasanya lebih goblok dari tokoh yang jahat ( Tokoh yang jahat idenya selalu cemerlang meskipun masih anak kecil sekalipun)

8.
Bila kisahnya sedih pemeran utama yang baik selalu menderita bertubi-tubi biar dikira mengharukan . Dimulai dengan bangkrut karena ditipu( emang seorang pengusaha yang sukses gampang percaya orang ? Sama anak sendiri aja kadang nggak percaya apalagi orang lain.) Terus dilanjutkan dengan jatuh sakit, mau berobat nggak punya duit.(mantan direktur kok sebegitu amat nggak punya duit. Koruptor aja yang masuk penjara aja duitnya masih banyak). Cari kerja susah biasanya jadi kuli pasar. (Emangnya nggak punya teman, saudara atau mungkin dia lahirnya nggak sama orang kali yeeee....) Tidurnya di emperan toko terus paginya diusir sama penjaganya.Biasanya mengalami kecelakaan terus menerus,kalau dipasangi jebakan selalu masuk. Habis itu ditolong oleh temannya.yang tidak tahu darimana datangnya.

9.
Dimanapun tokoh nya bersembunyi atau mengasingkan diri, selalu ditemukan tokoh jahatnya (kayaknya wilayah indonesia cuma sebesar perumahan kali ya?)

10.
Kebanyakan kalo ceritanya mau selesai, selalu ada saja halangan. Entah jadi lumpuh dan nggak bisa ngomong, tertabrak mobil terus koma,habis tertabrak mobil mau sembuh kemudian jatuh dari tangga, atau kebetulan disandera oleh penculik atau naik bis ketiduran terus nyampai dimana nggak tahu dan nggak punya ongkos pulang. Dilanjutkan dengan kisah cari duit buat makan dan ongkos tapi kenalan dengan pemuda baik dan dilanjutkan dengan jatuh cinta.( Ceritanya semakin ngawur saja)

11.
Penyakit yang sering ada kangker otak,TBC(biasanya kalau batuk batuk terus di tisunya ada darah) dan yang penyakit paling baru dan lagi ngetren disinetron yaitu : akibat jatuh, atau dengar berita jadi kaget atau kecelakaan terus jadi STROOK + LUMPUH nggak bisa ngomong dan nulis.yang menyebabkan jalan cerita nggak jadi selesai.( kenyataan sangat jarang terjadi. paling2 patah tulang)

12.
Nggak ada yang menceritakan keluarga yang harmonis. (gara2 kebanyakan nonton sinetron)

13.
Bintangnya banyak menggunakan artis indo ( maksudnya blasteran sama bule biar cakep padahal akting pas2an)

14.
Yang lebih nggak masuk akal lagi pemeran yang berwajah indo bisa menjadi tokoh gelandangan. ( Emangnya pernah lihat anak indo yang jadi gelandangan atau pengemis atau melarat? Nggak kreatif banget!!!!) dengan alasan mau total dalam berakting. Tetep aja waguuuu poooolll.( dalam kenyataan pasti sudah diperkosa dan jadi bulan-bulanan ama preman jalanan.)

15.
Pemeran utama berwajah sangat cantik kadang jadi pembantu..( mending dijadikan istri boss)

16.
Kalo berantem sesama laki2 sampai luka luka nggak ngerasa sakit. Tapi giliran dipegang sama pacarnya teriak-teriak kesakitan( dunia emang aneh tapi rata film indonesia dari jaman dulu banget sudah begitu)

17.
Cerita anak orang kaya punya pacar orang miskin masih banyak. Dan biasanya ditentang oleh salah satu orangtuanya dan orang tua yang satu membela.

18.
Kisah yang dimainkan jarang sesuai antara wajah pemain dan tokoh yang dimainkan.

19.
Emang yang paling top tetap om DEDY MISWAR,yang setiap karakter tokoh yang dimainkan selelu pas. Yang kaya juga wajahnya seperti orang kaya pada umumnya yang miskin juga miskin baik wajah ,rumah maupun bajunya. Lihat aja Si Kipli yang jadi orang miskin. Siapapun pasti juga mengira pasti Kipli miskin.

20.
Semakin lama dibaca maka anda akan semakin katro berat kaya tokoh sinetron.

21.
Makanya moral orang indonesia semakin berkurang dengan adanya sinetron yang didikanya balas dendam.

22.
Mending nonton Tom & Jerry bisa bikin ketawa atau nonton SUPER EMAK yang benar2 super. atau nonton mak nyusnya Bondan Winarto. Tapi Nonton Selebritis Super Shownya Ruben di indosiar he.he.he… Sesekali juga lihat sinetron bahasa mandarin di DaaiTV yg nyaris tanpa iklan J

23.
Semakin lama anda menonton sinetron, maka dijamin anda akan gampang terpengaruh hal jahat dan moralnya jadi lemah dan gampang putus asa dan akhirnya bunuh diri......he. he.he.he dan sudah banyak terbukti kan ......

24.
Usahakan anak2 kita jangan pernah menonton sinetron Indonesia , kalau anda ingin anak anda jadi anak yang bermoral dan rajin beribadah. It’s very very dangerous !!!

Kamis, 21 Februari 2008

Balada Petugas PLN

Sasya menyambut suaminya, Pak Taka, pulang kantordengan senyum sumringah.

"Pak, aku terlambat satubulan, kita akan punya bayi," katanya manja.

"Tapi jangan bilang siapa-siapa dulu ya, ntar malu kala unggak jadi." Pak Taka cuma mesem, alisnya terangkat-angkat penuh maksud.

Besok paginya petugas listrik datang untuk memutus listrik.
"Bu, Anda terlambat satu bulan."

"Hah, bapak tau dari mana..?"

"Ini ada di catatan kami."

"Lho, kok.., sampai ada di catatanmu??" Sasya semakinbingung, tapi bertekad melapor ke Pak Taka.

Besok paginya giliran Pak Taka mendatangi kantor pembayaran listrik.

"Bagaimana ini, kok Anda bisa tauistri saya terlambat satu bulan?!" Pak Takamarah-marah.

Kedua alisnya segaris lurus.

"Sabar, sabar pak. Kalau bapak ingin catatan itu dihapus bapak tinggal bayar saja kepada kami.

"Wah, pemerasan ini, pikir Pak Taka.

"Kalau saya nggak mau bayar?!!" tantang Pak Takamenggelegar.

"Punya bapak kami putus..." balas si petugas, kalem.

Pak Taka bingung setengah mati. "Lho, kalau punya sayadiputus, istri saya di rumah pakai apa..?!??"

"Yaa... istri bapak kan bisa pakai lilin."

Mati Lampu... Aduh Gelapnya

Mati Lampu... Aduh Gelapnya...

Feb 21, '08 9:45 PMfor everyone

Jakarta, mulai Rabu 20 Februari - Minggu 24 Februari terkena program tidak populer dikalangan rakyat. Mati lampu secara bergilir.

Sudah lama neh tidak mengalami hal seperti ini. Mati lampu di malam hari. Biasanya disiang hari dan waktunya paling lama sekitar 1-2 jam saja. Tapi terhitung hari Rabu kemarin, mati lampunya mulai jam 17.00 - 21.00 WIB. Lumayan lo lama.

Apalagi bagi anak-anak yang sedang mempersiapkan diri menghadapi pra mid semester. Tentunya mengalami kesulitan belajar dibawah naungan cahaya lilin atau emergency ligth.
PLN berkilah kalau kematian listrik ini disebabkan berbagai aspek, mulai dari kurangnya daya listrik sekitar 1,1 mega Watt, pasokan bahan bakar yang lambat, hingga cuaca buruk dan lainnya.

Ya... mau diapain lagi. Kalau memang demikian ya harus dinikmati saja suasana mati lampunya.
Jadi ingat jaman kecil dulu sekitar tahun 1970 an ketika tinggal di Kramat Pulo. Mati lampu dimalam hari. Ya keluar rumah. Main bersama teman-teman dibawah sinar bulan purnama. Mainnya... macam2 mulai dari bentengan sampai ular naga panjangnya. Hehehe... asyik ya.

Sekarang justru beda jaman. Anak gw yang paling kecil baru berumur 7 tahun dan baru pertama kali mengalami mati lampu di malam hari. Ribut terus.

"Papa, gelap nih. Telepon listriknya suruh nyala. Aku takut neh," ujar Don yang menghubungiku melalui telepon selular.

"Iya. Papa sudah telepon ke PLN. Mereka bilang ini pemadaman bergilir. Paling lama 2 jam deh," jelasku.

"Diluar juga gelap lo Pa. Bulan aja tidak mau keluar karena gelap. Aku juga tidak berani keluar karena gelap," tutur Don kembali.

Aku yang mendengar ucapan Don seperti itu, melalui kaca jendela kantor melihat keluar. Ya, tidak mungkinlah ada sinar bulan mungkin banyak awan yang menutup Jakarta.

"Tidak apa-apa kok. Bulannya lagi pergi main ke tempat lain. Kamu di dalam rumah saja main bersama abang," bujukku.

"Iya, aku memang mau main di rumah tapi PS nya tidak bisa menyala karena listriknya mati," jelasnya.

Belum sempat menjawab. Aku mendengar jeritan suara Don.

"Kenapa Don?" tanyaku.

"Papa... ini ada kecoa. Aku tidak suka sama kecoa. Kecoa aja keluar karena takut gelap. Papa... bilang dong ke listrik supaya cepat menyala," jelasnya.

"Iya. Nanti papa bilangin lagi. Sekarang kamu main yang lain sama abang," ujarku.

"Iya," katanya sambil mengahiri pembicaraannya.

Padahal... malam itu betapa sulitnya menghubungi Call Center 123 PLN.

Tidak bisa masuk...

Sibuk terus

Minggu, 17 Februari 2008

Harta Bambang Tri... Gileee Benerrr!!!!

Yuk... kita intip harta salah satu konlomerat Indonesia
---------------------
Menikah sejak 24 Oktober 1981, Bambang Trihatmodjo dan Halimah AgustinaKamil rajin mengumpulkan harta. Luas tanah mereka seribuan hektare, tersebardi Jakarta, Purwakarta, Pulau Seribu, hingga Bali. Butuh dua ratusan meterpersegi untuk memarkir 18 mobil mereka. Saham mereka juga tertanam dipelbagai perusahaan.


Kapal

Bimantara Merek mesin kapal: Mercruiser
Citra Merek mesin kapal: Mercruiser
Fountain Merek mesin kapal: Yamaha
Lemuru Merek mesin kapal: Yamaha
Madrim Merek mesin kapal: Detroit
Sumbadra Merek mesin kapal: Yamaha
Utik Merek mesin kapal: Yamaha


Mobil

Satu BMW Jeep
Satu Porsche Cayenne
Satu Volkswagen Toureg
Satu Toyota Rush
Satu Volkswagen Caravelle
Satu Mercedes-Benz Jeep
Satu Mercedes-Benz Sedan
Satu BMW Sedan
Satu Hyundai Trajet
Satu Mercedes-Benz Jeep
Satu Range Rover
Satu Hyundai Santa Fe
Lima Kijang
Satu Pickup


Tanah

Jalan Tanjung 24, 26, Jakarta Pusat: 1.259 meter persegi
Jalan Raya Ciganjur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan: 3.105 meter persegi
Cisarua, Tugu Selatan, Bogor: 3.579 meter persegi
Jalan Tanjung 23, Menteng, Jakarta Pusat: 1.985 meter persegi
Jalan KH Wahid Hasyim 40, Kebon Sirih, Jakarta Pusat: 510 meter persegi
Jalan Raya Ciganjur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan: 3.000 meter persegi
Megamendung, Bogor: 4.650 meter persegi
Kampung Satu, Ciganjur, Jakarta Selatan: 867 meter persegi
Jalan Simprug Garden II, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan:2.534 meter persegi
Jalan Simprug Blok G No. 19, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, JakartaSelatan: 492 meter persegi
Jalan Simprug Garden II, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan:4.114 meter persegi
Jalan Moh. Kahfi I, Kamp. Setu, Ciganjur, Jakarta Selatan: 2.290 meterpersegi
Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang: 1.480 meter persegi
Kuta, Jimbaran, Bali: 4.350 meter persegi
Kuta, Jimbaran, Bali: 300 meter persegi
Kuta, Jimbaran, Bali: 5.550 meter persegi
Kuta, Jimbaran, Bali: 13.725 meter persegi
Ciganjur RT 006/06, Jagakarsa, Jakarta Selatan: 200 meter persegi
Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan: 157 meter persegi
Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu: 44.765 meter persegi
Jalan Simprug Garden II, Grogol Selatan: 2.705 meter persegi
Jalan Casablanca, Jakarta Selatan: 21.250 meter persegi
Jalan Wahid Hasyim 46-A, Kebon Sirih, Jakarta Pusat: 563 meter persegi
Wanakerta, Campaka, Purwakarta: 319.360 meter persegi
Cinangka, Campaka, Purwakarta, Jawa Barat: 219.500 meter persegi
Cikopo, Campaka, Purwakarta, Jawa Barat: 3.678.140 meter persegi
Situbondo, Jawa Timur: 479,6 hektare
Tanah di Jalan Cempaka Putih Raya No. 1, Jakarta Timur
Jalan Simprug Golf XVI No. 36, Jakarta Selatan.
Jalan Tanjung 29, Jakarta Pusat: 1.130 meter persegi
Tarogong Kecil, Pondok Pinang, Jakarta Selatan: 1.118 meter persegi

Rekening Bank
Rekening di Bank of America Beverly Hills Main 460 N Beverly Drive, BeverlyHills, California
Dua rekening giro bank di BNI Jakarta Pusat

SahamKepemilikan
99,9 % saham AsrilandPenyertaan melalui Asriland:
PT Bumi Kusuma Prima: 55 %
PT Global Mediacom Tbk (PT Bimantara Citra): 13,82 %

Penyertaan Bimantara
PT Media Nusantara Citra Tbk: 70 %PT Mobile-8 Telecom Tbk: 60,76 %
PT Indonesia Air Transport Tbk: 79,81 %
PT Plaza Indonesia Realty Tbk: 18,29 %
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia: 69,82 %
PT Elektrindo Nusantara: 51 %
PT Trans Javagas Pipeline: 49 %
PT Trihasra Bimanusa Tunggal: 35 %
PT Cardig Air: 50 %
PT Bima Kimia Citra: 30 %
PT Multi Nirotama Kimia: 40 %
PT Nusadua Graha International: 36,56 %
PT Duta Nusabina Lestari: 30 %
PT Usaha Gedung Bimantara: 100 %
PT. Citra International Finance & Investment Corporation: 55 %
PT Citra International Under-writers: 55 %
PT Jasa Angkasa Semesta: 25,50 %
PT Plaza Nusantara Realty: 13,5 %
PT Serasi Tunggal Karya: 7 %
PT Polychem Undo: 60 %
PT Bukit Sentul Tbk
PT Gemini Sinar Perkasa: 65 %
PT Javalas Artha Asri: 99,99 %
PT Andromeda Sekuritas: 33,33 %
PT Asri Pelangi Nusa: 96 %
PT Bhakti Investama Tbk.: 0,59 %
PT Tugure: 20 %
PT Asia Pacific Petroleum Refinery Indonesia: 2.500 saham
PT Kapsulindo Nusantara: 63 %
PT Binajasa Hantarindo: 70 %
PT Herwindo Rintis: 35 %
PT Bina Cakra Niaga: 45 %

Penyertaan Bina Cakra:
PT Hyundai Indonesia: 99,74 %
PT Kawasaki Motor Indonesia: 7,5 %
PT Citrakarya Pranata: 70 %
PT Senantiasa Makmur: 10 %

Saham melalui pihak ketiga:
PT Panji Rama Otomotif: 1.050 saham melalui Djoko Leksono Sugiarto
PT Bina Cakra Niaga: 45 % melalui Abraxas Capital Limited II
PT Asri Wahana Intinusa melalui Junanda Puce Syarfuan dan Aziz Mochtar
PT Kekar Plastindo melalui Anas Bahfen
PT Dinamika Bahari Sejahtera melalui Bimmy Indrawan Tjahja dan SugengTunggono
PT Binajasa Hantarindo melalui Bob Hippy
PT Javalas Artha Asri melalui Bambang Wibowo
PT Grandauto Dinamika melalui Djoko Leksono SugiartoBrinkley Associates Ltd
PT Karang Agung Asri: 70 %
PT Cilegon Saran Industria: 25 %
PT Cilegon Centra Petrokemin: 25 %
PT Pacific Tribina Petrokimia: 25 %
PT Asri Safari Bali: 100 %
PT Asri Sentra Citraindo: 100 %
PT Zaman Bangun Perwita: 100 %
PT Cipta Bintani Megah: 50 %
PT Mutiara Citra Jayasanti: 60 %

Penyertaan lainnya:
PT Dutarendra Mulia Sejahtera: 20 %
PT Karunia Alam Abadi: 43 %
PT Kresna Sarana Media: 60 %
Berita Yudha Press: 51 %
PT Kapsulindo Nusantara: 62,75 %
PT Lamicitra Nusantara
PT Laksana Citra Nusantara
PT Graha Tama Wisesa: 50 %
PT Adipuri Inti Satya: 10 %
PT Panen Lestari Internusa
PT ITCIKUPT Tugu Reasuransi Indonesia: 20 %
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
PT Bhuwanatala Indah Permai TbkPT Cardig Lep Internasional: 45 % melalui Cardig Air
PT Batamindo Investment Cakrawala (BIC): 50 % melalui HerwindoPT Batamindo Executive Village: 60 % melalui BICPrivate Holding Ltd