Sasya menyambut suaminya, Pak Taka, pulang kantordengan senyum sumringah.
"Pak, aku terlambat satubulan, kita akan punya bayi," katanya manja.
"Tapi jangan bilang siapa-siapa dulu ya, ntar malu kala unggak jadi." Pak Taka cuma mesem, alisnya terangkat-angkat penuh maksud.
Besok paginya petugas listrik datang untuk memutus listrik.
"Bu, Anda terlambat satu bulan."
"Hah, bapak tau dari mana..?"
"Ini ada di catatan kami."
"Lho, kok.., sampai ada di catatanmu??" Sasya semakinbingung, tapi bertekad melapor ke Pak Taka.
Besok paginya giliran Pak Taka mendatangi kantor pembayaran listrik.
"Bagaimana ini, kok Anda bisa tauistri saya terlambat satu bulan?!" Pak Takamarah-marah.
Kedua alisnya segaris lurus.
"Sabar, sabar pak. Kalau bapak ingin catatan itu dihapus bapak tinggal bayar saja kepada kami.
"Wah, pemerasan ini, pikir Pak Taka.
"Kalau saya nggak mau bayar?!!" tantang Pak Takamenggelegar.
"Punya bapak kami putus..." balas si petugas, kalem.
Pak Taka bingung setengah mati. "Lho, kalau punya sayadiputus, istri saya di rumah pakai apa..?!??"
"Yaa... istri bapak kan bisa pakai lilin."
Kamis, 21 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar