Hati-hati parkir di gedung parkir
Sudah ada 3 kasus berupa 3 mobil terjun dari lantai gedung parkir yang ada di Jakarta.
Musibah ini sebenarnya bisa dijadikan pembelajaran bagi pengguna mobil yang biasa parkir di gedung parkir.
Ini mungkin sebuah pengalaman pribadi jadi bisa di bagikan ke teman-teman dan dijadikan bahan diskusi.
Kondisi gedung parkir di Jakarta.
Areal parkir biasanya dibagi dua:
- Sisi pertama area parkirnya berada di dinding gedung parkir/mal/departemen stors
- Sisi kedua area parkirnya berada di tembok luar gedung. Artinya batas parkir hanya dilindungi oleh tembok, trotoar, stoper ban.
Nah, biasanya yang berbahaya itu disisi kedua karena begitu mobil melewati trotoar atau stoper ban maka tinggal dilindungi oleh tembok. Begitu temboknya di hajar maka mobilnya tinggal terjun bebas ke bawah.
Selain itu kebiasaan pengemudi dalam memarkir kendaraan adalah memasukan mobilnya dengan buntut (bagian belakang) dibandingkan dengan kepala mobilnya (bagian pengemudi) yang masuk ke tempat parkir. Hanya beberapa pengelola gedung parkir yang memaksa pengemudi untuk memarkir kendaraanya dengan kepala mobilnya lebih dahulu.
Situasi:
Ada faktor-faktor yang membuat Blind Side bagi pengemudi:
Tembok gedung parkir tingginya sekitar hanya 0,9 - 1,5 meter
Sinar matahari yang menyilaukan mata jika melihat panorama dibelakang memakai kaca spion mobil. Maka tidak terlihat panorama dari kaca spion
Naluri injek gas begitu merasa ada yang mengganjal mobil
Kejadian umum:
Ketika kita memarkir mobil ke sisi tembol terluar dengan posisi mobil bagian buntut (belakang). Saat ancang-ancang mundur, mobil masih dalam posisi 45 – 60 derajat ke tempat parkir. Pandangan mata masih bisa melihat batas kiri-kanan.
Saat berada di posisi lurus, tembok masih terlihat tapi panorama belakang melalui kaca spion mulai terganggu karena sinar matahari dari belakang lebih kuat.
Mobil mulai dimundurkan perlahan ke belakang, tembok yang tingginya 0,9 - 1,5 meter terkadang suka hilang dari pandangan mata (melalui kaca spion) karena tinggi tembok lebih rendah dari mobil. Pengemudi biasanya mulai berkurang orientasinya ke bagian belakang.
Apalagi begitu merasa ban mobilnya ada yang mengganjal. Secara naluri pengemudi akan menginjak gas untuk melawan hambatan tersebut. Tapi akibatnya akan fatal karena kendaraan bisa melaju lebih kencang dan melewati hambatan yang ada. Akibatnya mobil bisa meluncur ke bawah.
So berhati-hatilah....
Ludi Hasibuan – http://ludihasibuan.blogspot.com
Sudah ada 3 kasus berupa 3 mobil terjun dari lantai gedung parkir yang ada di Jakarta.
Musibah ini sebenarnya bisa dijadikan pembelajaran bagi pengguna mobil yang biasa parkir di gedung parkir.
Ini mungkin sebuah pengalaman pribadi jadi bisa di bagikan ke teman-teman dan dijadikan bahan diskusi.
Kondisi gedung parkir di Jakarta.
Areal parkir biasanya dibagi dua:
- Sisi pertama area parkirnya berada di dinding gedung parkir/mal/departemen stors
- Sisi kedua area parkirnya berada di tembok luar gedung. Artinya batas parkir hanya dilindungi oleh tembok, trotoar, stoper ban.
Nah, biasanya yang berbahaya itu disisi kedua karena begitu mobil melewati trotoar atau stoper ban maka tinggal dilindungi oleh tembok. Begitu temboknya di hajar maka mobilnya tinggal terjun bebas ke bawah.
Selain itu kebiasaan pengemudi dalam memarkir kendaraan adalah memasukan mobilnya dengan buntut (bagian belakang) dibandingkan dengan kepala mobilnya (bagian pengemudi) yang masuk ke tempat parkir. Hanya beberapa pengelola gedung parkir yang memaksa pengemudi untuk memarkir kendaraanya dengan kepala mobilnya lebih dahulu.
Situasi:
Ada faktor-faktor yang membuat Blind Side bagi pengemudi:
Tembok gedung parkir tingginya sekitar hanya 0,9 - 1,5 meter
Sinar matahari yang menyilaukan mata jika melihat panorama dibelakang memakai kaca spion mobil. Maka tidak terlihat panorama dari kaca spion
Naluri injek gas begitu merasa ada yang mengganjal mobil
Kejadian umum:
Ketika kita memarkir mobil ke sisi tembol terluar dengan posisi mobil bagian buntut (belakang). Saat ancang-ancang mundur, mobil masih dalam posisi 45 – 60 derajat ke tempat parkir. Pandangan mata masih bisa melihat batas kiri-kanan.
Saat berada di posisi lurus, tembok masih terlihat tapi panorama belakang melalui kaca spion mulai terganggu karena sinar matahari dari belakang lebih kuat.
Mobil mulai dimundurkan perlahan ke belakang, tembok yang tingginya 0,9 - 1,5 meter terkadang suka hilang dari pandangan mata (melalui kaca spion) karena tinggi tembok lebih rendah dari mobil. Pengemudi biasanya mulai berkurang orientasinya ke bagian belakang.
Apalagi begitu merasa ban mobilnya ada yang mengganjal. Secara naluri pengemudi akan menginjak gas untuk melawan hambatan tersebut. Tapi akibatnya akan fatal karena kendaraan bisa melaju lebih kencang dan melewati hambatan yang ada. Akibatnya mobil bisa meluncur ke bawah.
So berhati-hatilah....
Ludi Hasibuan – http://ludihasibuan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar