The Hunting Party
“Jangan pernah percaya apa yang kamu peroleh di bangku kuliah. Ini adalah nyata. Kehidupan nyata sesungguhnya yang harus kau lihat dan hadapi,” ungkap Duck kepada Benji.
Ucapan yang disampaikan Duck merupakan salah satu kalimat yang berkesan ketika menyaksikan film The Hunting Party, yang dirilis 27 September 2007 lalu. Film ini mengangkat kisah nyata dari wartawan televisi di sebuah stasiun teve nasional di Amerika Serikat.
Kisah di fokuskan pada 2 orang sahabat, Simon Hunt, reporter yang dibintangi oleh Richard Gere dan Duck, kameramen televisi yang diperankan Terrence Howard. Keduanya merupakan pasangan “die hard”. Medan perang mulai dari El Salvador, Perang Teluk 1, Jalur Gaza hingga ke Bosnia merupakan tempat liputannya. Keduanya meraih penghargaan dari Asosiasi Pers Nasional atas hasil liputannya yang berani dan aktual. Hingga keduanya dianggap “super stars” bagi stasiun teve tersebut.
Pecat
Hingga suatu hari, Simon Hunt dan Duck mendapat tugas meliput di sebuah kota kecil di Bosnia. Tempat ini menjadi titik balik kehidupan Simon Hunt. Ia menjadi stress dan terpukul melihat orang yang tua, muda, laki-laki dan perempuan dibunuh. Bahkan yang perempuan diperkosa dulu sebelum dibunuh.
Sejak saat itulah Simon Hunt dipecat dari stasiun teve karena ketika melakukan laporan langsung ia dalam keadaan mabok dan mengeluarkan kata sumpah serapah. Duck pun kehilangan teman sejatinya. Ia ditarik dari liputan yang memacu adrenalin untuk meliput yang bersifat kegiatan public relation, selebritis.
Duck memanfaatkan pekerjaannya ini untuk mengencani petugas public relation yang diliputnya. Tapi nurani Duck terusik karena ia merasakan kehilangan dunia yang dulu ia cintai. Saat ia harus bekerja dengan menyabung nyawa yang memacu adrenalinnya.
Kembali
5 tahun sudah berlalu sejak kejadian tragis yang menimpa Simon Hunt. Bosnia pun sudah damai dan perang telah berhenti. Duck dan Franklin Harris, pembawa berita (James Brolin) kembali ke Bosnia. Mereka harus membawa kameramen junior, Benjamin atau Benji.
Benji, sarjana jurnalistik lulusan Harvard dan anak Wakil Direktur stasiun teve ini. Baru pertama kali meliput ke luar negeri. Duck selalu menggoda Benji dengan kata,” Awas ranjau.” Benji pun meloncat ketakutan. Duck pun tertawa puas.
Kembalinya Duck ke Bosnia membuat dirinya bertemu lagi dengan Simon Hunt. Ini membuatnya senang sekaligus sedih melihat temannya yang merana.
The Fox
Kini Simon Hunt bekerja sebagai wartawan freelance untuk televisi Jamaika, Peru dan Polandia, mengajak Duck untuk mewawancarai The Fox, salah satu komandan pasukan milisi Serbia yang kejam. Ia yang memimpin aksi pembantaian dan pemerkosaan terhadap penduduk Muslim Bosnia.
Mencari The Fox sangat sulit karena ia selalu dijaga dan dilindungi oleh penduduk Serbia dari kejaran polisi, pasukan NATO, CIA bahkan pasukan The Hague (hak asasi manusia). Malah PBB menyediakan uang 5 juta dollar Amerika Serikat bagi siapa saja yang bisa menangkap hidup atau mati.
Awalnya Duck menolak tapi ketika dikatakan Simon Hunt kalau Duck mulai melemah dan nalurinya memburu berita hilang. Duck pun tertantang. Ia menyadari kalau dirinya merindukan kejadian yang menegangkan. Akhirnya Duck mau bergabung dengan Simon untuk memburu The Fox.
CIA
Benji yang mendengar kasak kusuk antara Duck dan Simon. Memaksa untuk ikutan mencari The Fox. Awalnya Duck menolak tapi Benji memakai senjata andalan yaitu dirinya bisa menjamin peristiwa ini bisa masuk pemberitaan dan seluruh biaya ditanggung perusahaan karena ayahnya Wakil Direktur Stasiun Teve.
Duck dan Simon setuju membawa Benji. Dalam mencari The Fox, mereka bertiga justru tidak dianggap sebagai wartawan oleh masyarakat, polisi, pasukan NATO dan pasukan PBB. Tapi satuan khusus dari CIA yang sedang memburu The FOX yang menyamar sebagai wartawan. Mulai dari sinilah petualangan ketiganya dimulai.
Tertawa
Film ini berdasarkan cerita sesungguhnya yang dialami oleh dua wartawan Amerika. Hanya saja namanya disamarkan. The Hunting Party sangat berbeda dengan film sejenis yang menceritakan pengalaman wartawan seperti Salvador, Killing Fields atau All The President Man.
Justru film ini banyak unsur lucunya seperti mentertawakan diri sendiri (profesi wartawan) ketika sedang menjalankan tugas jurnalistiknya. Misalnya ketika Simon Hunt mengambil uang 20 dolar untuk membayar minuman di cafe. Akibatnya mobilnya ditembak. Duck dan Benji menduga yang menembak adalah kaki tangan The Fox. Tapi ketika tahu kalau Simon tidak membayar makanan. Duck dan Benji memakinya tapi Simon berkata,”Tapi kamu kangenkan dengan kejadian seperti ini.” (kejadian yang memacu adrenalin).
Ketiganya mengatasnamakan press untuk memaksa dan menggali informasi dari birokrat setempat. Menyamarkan identitas dengan mengaku agen CIA agar dapat mendapat informasi. Mengaku salah jalan kalau sudah ke pergok pihak lawan. Seru dan lucu.
28 Januari
Film ini sebenarnya sudah beredar di Amerika mulai 27 September 2007 secara terbatas. Menurut rencana, film ini akan beredar dalam bentuk DVD ke seluruh dunia per 28 Januari ini. Melalui film ini kita bisa melihat dampak dari perang Bosnia dan kehidupan masyarakat Muslim Bosnia dan Serbia Bosnia. (ludi)
The Hunting Party
Richard Gere – Simon Hunt
Duck – Terrence Howard
Franklin – James Brolin
Benyamin – Jesse Eisenberg
Skenario – Richard Shepard
Sutradara – Richard Shepard
“Jangan pernah percaya apa yang kamu peroleh di bangku kuliah. Ini adalah nyata. Kehidupan nyata sesungguhnya yang harus kau lihat dan hadapi,” ungkap Duck kepada Benji.
Ucapan yang disampaikan Duck merupakan salah satu kalimat yang berkesan ketika menyaksikan film The Hunting Party, yang dirilis 27 September 2007 lalu. Film ini mengangkat kisah nyata dari wartawan televisi di sebuah stasiun teve nasional di Amerika Serikat.
Kisah di fokuskan pada 2 orang sahabat, Simon Hunt, reporter yang dibintangi oleh Richard Gere dan Duck, kameramen televisi yang diperankan Terrence Howard. Keduanya merupakan pasangan “die hard”. Medan perang mulai dari El Salvador, Perang Teluk 1, Jalur Gaza hingga ke Bosnia merupakan tempat liputannya. Keduanya meraih penghargaan dari Asosiasi Pers Nasional atas hasil liputannya yang berani dan aktual. Hingga keduanya dianggap “super stars” bagi stasiun teve tersebut.
Pecat
Hingga suatu hari, Simon Hunt dan Duck mendapat tugas meliput di sebuah kota kecil di Bosnia. Tempat ini menjadi titik balik kehidupan Simon Hunt. Ia menjadi stress dan terpukul melihat orang yang tua, muda, laki-laki dan perempuan dibunuh. Bahkan yang perempuan diperkosa dulu sebelum dibunuh.
Sejak saat itulah Simon Hunt dipecat dari stasiun teve karena ketika melakukan laporan langsung ia dalam keadaan mabok dan mengeluarkan kata sumpah serapah. Duck pun kehilangan teman sejatinya. Ia ditarik dari liputan yang memacu adrenalin untuk meliput yang bersifat kegiatan public relation, selebritis.
Duck memanfaatkan pekerjaannya ini untuk mengencani petugas public relation yang diliputnya. Tapi nurani Duck terusik karena ia merasakan kehilangan dunia yang dulu ia cintai. Saat ia harus bekerja dengan menyabung nyawa yang memacu adrenalinnya.
Kembali
5 tahun sudah berlalu sejak kejadian tragis yang menimpa Simon Hunt. Bosnia pun sudah damai dan perang telah berhenti. Duck dan Franklin Harris, pembawa berita (James Brolin) kembali ke Bosnia. Mereka harus membawa kameramen junior, Benjamin atau Benji.
Benji, sarjana jurnalistik lulusan Harvard dan anak Wakil Direktur stasiun teve ini. Baru pertama kali meliput ke luar negeri. Duck selalu menggoda Benji dengan kata,” Awas ranjau.” Benji pun meloncat ketakutan. Duck pun tertawa puas.
Kembalinya Duck ke Bosnia membuat dirinya bertemu lagi dengan Simon Hunt. Ini membuatnya senang sekaligus sedih melihat temannya yang merana.
The Fox
Kini Simon Hunt bekerja sebagai wartawan freelance untuk televisi Jamaika, Peru dan Polandia, mengajak Duck untuk mewawancarai The Fox, salah satu komandan pasukan milisi Serbia yang kejam. Ia yang memimpin aksi pembantaian dan pemerkosaan terhadap penduduk Muslim Bosnia.
Mencari The Fox sangat sulit karena ia selalu dijaga dan dilindungi oleh penduduk Serbia dari kejaran polisi, pasukan NATO, CIA bahkan pasukan The Hague (hak asasi manusia). Malah PBB menyediakan uang 5 juta dollar Amerika Serikat bagi siapa saja yang bisa menangkap hidup atau mati.
Awalnya Duck menolak tapi ketika dikatakan Simon Hunt kalau Duck mulai melemah dan nalurinya memburu berita hilang. Duck pun tertantang. Ia menyadari kalau dirinya merindukan kejadian yang menegangkan. Akhirnya Duck mau bergabung dengan Simon untuk memburu The Fox.
CIA
Benji yang mendengar kasak kusuk antara Duck dan Simon. Memaksa untuk ikutan mencari The Fox. Awalnya Duck menolak tapi Benji memakai senjata andalan yaitu dirinya bisa menjamin peristiwa ini bisa masuk pemberitaan dan seluruh biaya ditanggung perusahaan karena ayahnya Wakil Direktur Stasiun Teve.
Duck dan Simon setuju membawa Benji. Dalam mencari The Fox, mereka bertiga justru tidak dianggap sebagai wartawan oleh masyarakat, polisi, pasukan NATO dan pasukan PBB. Tapi satuan khusus dari CIA yang sedang memburu The FOX yang menyamar sebagai wartawan. Mulai dari sinilah petualangan ketiganya dimulai.
Tertawa
Film ini berdasarkan cerita sesungguhnya yang dialami oleh dua wartawan Amerika. Hanya saja namanya disamarkan. The Hunting Party sangat berbeda dengan film sejenis yang menceritakan pengalaman wartawan seperti Salvador, Killing Fields atau All The President Man.
Justru film ini banyak unsur lucunya seperti mentertawakan diri sendiri (profesi wartawan) ketika sedang menjalankan tugas jurnalistiknya. Misalnya ketika Simon Hunt mengambil uang 20 dolar untuk membayar minuman di cafe. Akibatnya mobilnya ditembak. Duck dan Benji menduga yang menembak adalah kaki tangan The Fox. Tapi ketika tahu kalau Simon tidak membayar makanan. Duck dan Benji memakinya tapi Simon berkata,”Tapi kamu kangenkan dengan kejadian seperti ini.” (kejadian yang memacu adrenalin).
Ketiganya mengatasnamakan press untuk memaksa dan menggali informasi dari birokrat setempat. Menyamarkan identitas dengan mengaku agen CIA agar dapat mendapat informasi. Mengaku salah jalan kalau sudah ke pergok pihak lawan. Seru dan lucu.
28 Januari
Film ini sebenarnya sudah beredar di Amerika mulai 27 September 2007 secara terbatas. Menurut rencana, film ini akan beredar dalam bentuk DVD ke seluruh dunia per 28 Januari ini. Melalui film ini kita bisa melihat dampak dari perang Bosnia dan kehidupan masyarakat Muslim Bosnia dan Serbia Bosnia. (ludi)
The Hunting Party
Richard Gere – Simon Hunt
Duck – Terrence Howard
Franklin – James Brolin
Benyamin – Jesse Eisenberg
Skenario – Richard Shepard
Sutradara – Richard Shepard
Tidak ada komentar:
Posting Komentar