Jumat, 07 Desember 2007

Beaufort: Kisah Tentara Israel Menghadapi Pejuang Hezbollah


Beaufort

Kita banyak menyaksikan film yang menceritakan sepak terjang pasukan Israel ketika sedang berperang melawan pejuang Palestina seperti film Raid on Entebe, Swords of Gideon, dan yang terakhir adalah Munich yang disutradarai Steven Spielberg. Bahkan Munich masuk nominasi Oscar untuk film terbaik.

Ketiga film diatas menceritakan ketangguhan pasukan komando Israel, Sayeret Matkal dan Mossad ketika melawan pejuang Palestina. Hebat... aksi dan tipu daya pasukan komando ini. Semua film diatas diangkat dari kisah nyata dan diproduksi oleh Hollywood.

Bagaimana kalau sineas Israel membuat film tentang pasukan Israel.
Apakah kisahnya lebih hebat dari yang diproduksi Hollywood?

Ternyata sutradara Joseph Cedar mencoba memperkenalkan sosok sebenarnya dari pasukan Israel. Mereka memang dilatih secara spartan, tangguh dan berani. Tapi mereka tetap manusia yang punya rasa. Hal ini merupakan esensi sebenarnya dari manusia.

Joseph Cedar membuat film berdasarkan novel Ron Leshem yang berjudul Beaufort. Mereka berdua menuangkannya menjadi sebuah skenario yang menarik untuk disaksikan. Kisah pasukan penjaga perbatasan Israel ketika Israel terlibat perang dengan Lebanon, pejuang Palestina dan Pejuang Hezbollah. Kisah ini merupakan kisah nyata dari sebuah unit pasukan penjaga perbatasan Israel. Mereka menjaga pos militer yang bernama Beaufort.

Joseph Cedar berusaha mengisahkan konflik batin dari anak-anak muda yang dipaksa berperang oleh pemerintah Israel untuk sebuah tujuan yang tidak jelas. Ia mampu mengangkatnya ke layar lebar dengan baik. Film ini diproduksi tahun 2007 dan menggunakan bahasa Ibrani tentu ada teks bahasa Inggrisnya.

Pasukan Penjaga Perbatasan.

Israel menginvasi Lebonan Selatan pada tahun 1982. Tujuannya mengusir pejuang Palestina dan pejuang Hezbollah. Serangan yang dilancar oleh Jenderal Ariel Sharon berlangsung sukses. Israel berhasil memukul mundur pejuang Palestina, pejuang Hezbollah dan pasukan Siria. Mereka bisa menguasai ribuan kilometer Lebonan Selatan.

Walaupun secara teretorial bisa dikuasai tapi perlawanan pejuang Israel dan pejuang Hezbollah tidak bisa dihentikan. Para gerilyawan Hezbollah yang ditakuti tentara Israel karena mereka sangat sulit di deteksi kedatangannya dan serangannya maut.

Beaufort adalah nama sebuah pos militer di pedalaman Lebanon Selatan. Pos ini sangat berbahaya karena sering diserang oleh pejuang Hezbollah. Serangan bisa memakai roket, peluncur granat RPG atau bom.

21 tahun

Tentara Israel yang menjaga benteng ini adalah wajib militer dan militer profesional. Usia mereka terbilang muda antara 18 – 22 tahun. Bahkan komandan pos militer ini, Letnan Liraz Liberti (Oshri Cohen) baru berusia 22 tahun. Ia harus membimbing, menjaga anak buahnya di daerah konflik yang berbahaya.

Bayangkan usianya masih sangat muda tapi sudah menanggung beban yang demikian berat. Biasanya orang seusianya lebih banyak menghabiskan waktu di Mall, kencan, kuliah atau bekerja. Tidak menjadi komandan pasukan yang usianya sebaya.

Mereka Juga Manusia

Walaupun ditempa keras dibidang militer. Mereka juga mempunyai rasa takut. Ketika pos militer ini mendapat serangan mortir dari pejuang Hezbollah. Atau ketika menyaksikan temannya tewas terkena bom atau serangan roket. Mereka pun menangis dan takut.

Tidak ada gambaran kehebatan atau ketangguhan dari pasukan ini. Walaupun demikian mereka masih bisa menutup perasaan ini karena adanya rasa satu nasib sepenanggungan.

Kesedihan semakin memuncak takala pemerintah Israel memutuskan akan menarik mundur seluruh pasukannya dari Lebanon pada tahun 2000. Ketika mereka menghitung hari untuk mundur ke tanah Israel. Justru serangan pejuang Hezbollah semakin menghebat. Perasaan semakin tak menentu. Akankan mereka selamat dari suatu perjuangan yang tidak jelas misinya ini? (Ludi Hasibuan – ludihasibuan@blogspot.com)

Beaufort

Sutradara:
Joseph Cedar

Skenario:
Joseph Cedar dan Ron Leshem

Pemain:
Oshri Cohen – Letnan Liraz Liberti
Alan Aboubol
Daniel Bruk
Eli Eltonyo
Gal Friedum

1 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks buat resensi filmnya..
salam dari blogger buruh migran!

www.rumahduniadubai.wordpress.com